Breaking News

Bisnes

Tutorial

Gaya Hidup

Nasihah

Tuesday, April 22, 2014

Kisah Keajaiban Bersedekah


Tajuk kali ini mengulas sedikit rahsia sedekah. Cerita saya meliputi kisah keajaiban sedekah beserta keutamaan sedekah. Bersedekah adalah suatu ibadah yang sungguh nikmat dan membuat hati terasa tenang sedekah juga membuat pelakunya diberikan kekuatan dan kesihatan serta kejayaan.

Amalan bersedekah perlu sentiasa dilakukan sama ada semasa kita lapang maupun sempit; berikut penjelasannya. Setiap orang ingin selalu menggapai hidup berkah tidak lain dengan cara mengikuti apa yang diperintah Allah  SWT dan Rasulnya. Semoga kita senantiasa diberikan kesalihan peribadi dan mendapatkan anak yang soleh.


KISAH TELADAN KEAJAIBAN BERSEDEKAH

Suatu hari, seorang pengusaha datang ke satu sesi kaunseling. Ia mengadukan bahwa perniagaan sudah hancur. Dia mengaku tidak memiliki apa-apa lagi. Benar-benar telah kehilangan segala-galanya. Ternyata, setelah diperhatikan lebih jauh, kemelaratan si pengusaha ini tidak seperti yang terbayangkan. Ia datang membawa kereta sedan Opel. Pemandangan ini sepintas sangat berlawanan dengan pengakuannya.

Sebelum ditimbulkan pentafsiran yang tidak-tidak tentang dirinya, si pengusaha lantas berkata: “Kereta itu tinggal menunggu waktu untuk ditarik dealer.” Ia juga menceritakan bahwa sebagian besar pegawainya sudah diberhentikan. Hanya pekerja yang memahami dirinya saja yang masih bertahan. Di dalam sesi kaunseling itu ditawarkan padanya solusi mengatasi kebangkrapan usaha dengan cara bersedekah. “Sebelum bicara banyak tentang solusi bagi bisnes itu sendiri, cubalah encik bersedekah. Sedekah itu menolak bala dan memanjang umur, di samping mengundang datangnya rezeki. Inilah point Kisah Keajaiban Sedekah”

“Apa maksudnya,” tanya si pengusaha itu.

“Bicara bisnes adalah bicara yang mudah. Kalau Encik sudah dekat lagi dengan Allah, bisnes akan lancar lagi. Encik mahu minta tolong kepada Allah kan? Caranya adalah lakukan dengan pendekatan ibadah. Salah satu yang disukai oleh Allah adalah kalau kita mahu menolong sesama insan, meskipun ketika ini kita tergolong orang yang susah.”

“Sedekah akan menolak bala. Kalau Encik menganggap kebangkrapan Encik adalah bala. Maka, insya Allah sedekah akan bekerja menyelamatkan Encik dari kebangkrapan total. Sedekah juga berupaya memanjang umur. Siapa tahu, menurut Encik, Encikk sudah akan tamat riwayatnya sebagai peniaga yang berjaya, beralih sebutan menjadi peniaga yang bangkrap, keadaan itu boleh berubah.”

“Perniagaan Encik boleh bernapas lagi. Bisnes bergerak lagi. Dan Encik tidak jadi ‘mati’. Dan, bahkan sedekah boleh mengundang datangnya rezeki. Siapa tahu nanti perniagaan Encik malah kebanjiran tempahan yang Encik tidak terbayangkan sebelum ini. Bukankah Allah boleh memberikan jalan, boleh membukakan jalan, dari arah yang tidak disangka oleh hamba-hamba Nya?”

“Encik, nanti, kalau sudah menikmati hasil sedekah Encik, berupa anugerah pertolongan dari Allah, Encik peliharalah sedekah itu menjadi pakaian utama, pakaian sehari-hari dalam berniaga. Sebab apa? Sebab sedekah akan menyembuhkan penyakit, akan menjaga diri dari penyakit. Dalam hal usaha, maka sedekah akan boleh membuat perniagaan terlindung dari hal-hal yang boleh mendatangkan kerugian.”

Si peniaga ini bingung. Sedekah di saat kesusahan bukanlah pilihan mudah. “Lagian saya kan tak punya apa-apa?” begitu katanya.

“Itu. Opel?”

“Ya, mobil Opel itu kan sudah mau ditarik….”

“Daripada bimbang ditarik kan lebih baik disedekahkan dulu. Diberikan kepada Allah.”

“Nanti saya pakai apa?”

“Itu tandanya bukan persoalan ditarik atau tidak, tapi persoalan Encik masih berat melepas barang kesayangan yang mungkin tinggal satu-satunya. Betul kan?”

Pernyataan tersebut membuat si peniagaa tak mampu mengelak lagi. Suka atau tidak suka, kereta itu memang akan ditarik. Sebab, sudah empat bulan ia menunggak ansuran. Jumlah ansuran bulanan sebanyak RM2000.00 yang mulanya terasa ringan kini terasa sangat berat. Belum dikira lagi harus bayaran biaya tarik kenderaan yang banyak. Wuh, berat!

Namun, dia juga tidak pernah terpikirkan untuk menyedekahkan kereta tersebut. Dalam pemikirannya, memanfaatkan kendaraan itu sebelum ditarik oleh dealer adalah lebih menguntungkan.

Setelah berbual banyak tentang sedekah, dan diyakinkan mengenai pintu-pintu rezeki dari Allah, peniaga ini secara bulat hati berazam akan menyedekahkan keretanya. Lalu diapun ke dealer kereta terpakai untuk menjual keretanya. Hasil jualan digunakan untuk beberapa hutangnya. Bakiyta  terus disedekahkan.


DIKURNIAKAN REZEKI YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA.

Ajaib! Tidak sampai seminggu, ia kembali lagi berkunjung ke kaunseling. Kali ini, meski dia naik taksi, wajahnya berseri-seri. Peniaga ini menceritakan perjalanan hidup dalam seminggu ini. Awalnya dia mengeluh berat. Tanpa kereta ruang geraknya terbatas.

Ternyata, di balik kesulitan itu dia didatangi seorang teman dari luar kota yang memandu kereta. Mengetahui bahwa si peniaga tidak lagi aktif berniaga tentu dia memiliki banyak waktu luang. Lalu diajaknya si peniaga berjalan ke sana sini bertemu para kenalannya serta menemani dalam menjalan aktiviti niaganya.

Hasil dari pertemuan yang tak disangka-sangka tersebut, “Saya dilibatkan untuk ikut berbisnes dengan kawan yang dari luar kota itu,” katanya dengan penuh semangat.

Benar. rezeki Allah memang Maha Luas. Dia akan menyediakan jalan-jalan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. “Jadi saya tidak lagi merasakan tidak punya kereta,” tuturnya. “Sebab, saya tiap hari masih pakai kereta.”

“Bahkan,” ia melanjutkan, “Dari hasil menemani kawan ini banyak tempahan pelanggan diterima yang kemudian di-sub-kan ke perusahan saya.” Malah, dengan bangga pula ia kisahkan tentang beberapa pekerja yang dulu diistirahatkan telah dipanggil kembali mengerjakan projek-projek baru. Rezeki memang datang dari arah yang tak disangka-sangka, jika Allah sudah menghendaki.

Oleh ; Ust. Yusuf Mansur


Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi S.A.W mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan keperluanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, nescaya hatimu menjadi lunak dan keperluanmu akan terpenuhi.” [HR Thabrani]

1 comment:

Designed By SeoBlogger